12 Januari 2018

Lebih Susah Menjadi Pembicara atau Pendengar

Debat seolah menjadi tema malam ini. Bukan debat politik, maupun kenegaraan yang menyangkut orang-orang hebat di ibukota sana. Debat "ngalor-ngidul" berbagai macam tema. Tidak perlu muluk-muluk, cukuplah seputar dunia mereka yang paling dekat.

Keinginan untuk tampil lebih di depan lainnya, dan menguasai lainnya seolah telah menjadi hal yang biasa. Setiap mereka yang mengacungkan tangannya menyentakkan pikiran. Semua
Saling berlomba memimpin untuk menjadi yang paling berpengaruh di ruangan ini. Bahkan kadang melupakan siapa sebetulnya yang berhak menjadi pimpinan.

Ternyata mempraktikkan teori yang telah diajarkan sejak jaman sekolah dasar tidak semudah membalik telapak tangan. Kata teori, menghargai pendapat orang lain itu sangat penting dalam berdemokrasi. Menghargai pendapat, atau sekedar mendengarkan saat orang lain berbicara, pada kenyataannya menjadi  pendengar jauh lebih sulit daripada menjadi pembicara.

Ketika seseorang telah mampu berbicara. Saat itulah dia telah menjadi pembicara hebat. Lambat laun akan semakin berkembang menjadi semakin hebat. Tidak perlu teori banyak untuk menjadi seorang pembicara. Hanya perlu sedikit keberanian dari dalam diri, jika akan berbicara di depan orang banyak. Sekali kata terucap, maka kata lain akan mengikut di belakangnya.

Sekarang mari perhatikan, bagaimana halnya dengan mendengar. Kemampuan seseorang untuk mendengarkan saat orang lain berbicara rupanya jauh lebih sulit. Terlebih saat orang yang menjadi pembicara tidak sejalan sama sekali dengan apa yang ada dalam benak pendengar. Sudah dapat dipastikan akan secepat kilat ada sambutan kalimat dari lainnya. Rupanya kemampuan mendengar menjadi kebutuhan yang perlu disikapi dengan lebih teliti.

Setiap pembicara dalam debat yang hebat dengan berbagai dalil yang luar biasa akan lebih santun saat dibarengi dengan pendengar yang luar biasa pula. Angan-angan ini bukan tak mungkin terjadi, selama setiap orang yang berada dalam satu ruang perdebatan menyimpan emosinya untuk mengedepankan logika dan kesantunan dalam perdebatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar