Hampir tiap malam tidurnya jam satu. Kebanyakan malam harinya dihabiskan di pos ronda atau tempat-tempat nongkrong anak muda di desanya.
Rumah Pak Joko terletak di Dusun Candi. Di sana Pak Joko tinggal bersama Isteri, anak dan kedua mertuanya. Aslinya Pak Jok dari Dusun Karang. Antara Dusun Karang dengan Dusun Candi terpisahkan jarak yang tidak begitu jauh, sekitar 6 km. Ketika malam hari Pak Joko sering main ke dusun kelahirannya di Dusun Karang, lalu sekitar jam satu atau jika malam telah terlalu larut Pak Joko pun pulang ke Dusun Candi. Antara kedua dusun ini terdapat beberapa jembatan kecil yang harus dilalui. Jalan yang menghubungkan kedua dusun ini ada yang sudah beraspal, ada pula yang masih berupa tatanan batu kerikil.
Suatu kali Pak Joko bermain ke Dusun Karang hingga larut malam. Sekitar jam satu malam Pak Joko baru pulang. Pernah beberapa kali saat pulang malam hari seperti itu, Pak Joko mendapat gangguan dari makhluk halus. Mulai dari disebari pasir, mendengar tawa suara perempuan, dipanggil suara yang tidak kelihatan hingga melihat bentuk mahkluk halus itu sendiri. Dasarnya Pak Joko bukanlah orang yang mudah takut pada hal-hal gaib semacam itu.
Kembali lagi kepada cerita saat Pak Joko pulang larut malam. Saat melewati jembatan kecil, yang menghubungkan dua desa. Kanan kiri jembatan ini hanya ada kebun-kebun sengon yang sedang tumbuh tinggi. Beberapa rumpun bambu juga ada disekeliling jembatan kecil itu. Kebetulan jalan yang ada di jembatan itu masih berupa tatanan kerikil. Pak Joko pun melambatkan laju motornya. Kecepatannya tak lebih dari 40 Km/jam. Sampai di jembatan tersebut tiba-tiba saja motornya tidak mau melaju.
"Glekkkk..brmmmm..." suara mesin motor Pak Joko masih terdengar, namun lajunya terhenti seketika. Lampu depannya masih menyala lemah, sehingga kondisi jalan tidak terlalu gelap. Sebentar kemudian jalan menjadi gelap. Mesin motor Pak Joko mati. Beberapa kali Pak Joko mencoba menghidupkan motornya.
Mesin mau menyala, namun saat setang gas ditarik, motor tak mau melaju sedikit pun dari tempatnya. Persneleng sudah masuk gigi satu, gas telah diputar. Suara mesinnya meraung. Namun motor Pak Joko sesenti pun tak mau bergerak. Seperti ada batu besar yang menindih motornya. Berdasar pengalamanya yang sudah-sudah. Di jembatan itu memang ada makhluk lain yang menghuni. Pak Joko pernah beberapa kali melihat penampakan makhluk halus di sana.
"Mbah, aku cuma mau numpang lewat. Jangan diganggu, kalau mau ikut ayo ikut saja.. tapi motornya biarkan jalan lah!" Pak Joko berkata seorang diri. Sambil tetap berkali-kali mencoba memutar gas motornya dengan harapan mau melaju. Berkali-kali dicoba, berkali-kali pula gagal. Motornya tetap tak mau melaju.
Ada sekitar setengah jam kondisi Pak Joko seperti itu. Kesabarannya mulai hilang. Kali ini sambil mencopot helmnya
"Hei,kau yang ganggu motorku! Kalau berani tunjukkan rupamu. Apa iya kau lebih ganteng dariku. Kalau mau kau makan, makan saja aku. Aku nggak takut."tantang Pak Joko sambil menghadap ke rimbunan pohon sengon di kiri jalan.
"Ayo, mana rupamu.. kenapa tak muncul juga!"kali ini Pak Joko menghadap ke rimbunan pohon bambu di kanan jalan.
Sedetik dua detik, hingga lima menit tak terjadi apa-apa.
"Halah, . Kenapa beraninya cuma ganggu, tapi tak mau menampakkan diri. Dasar pengecut kalian ini. Kalau tidak keluar juga kulempari kalian dengan helm ini!"Pak Joko masih menghadap ke rumpunan bambu sambil memegang helmnya, bersiap untuk dilemparkan jika ada sesuatu yang menampakkan diri. Kali ini Pak Joko beranggapan yang mengganggunya bukan hanya satu, tapi ada beberapa sehingga dia memanggil dengan kata kalian, bukan lagi kau.
Pak Joko menantang sambil berkacak pinggang, dan memegang helmnya. Karena tidak terjadi apa pun Dia lantas mendorong motornya agak ke pinggir. Baru sedetik saat tiba-tiba terdengar suara.
"Srek..srek...srek.." Surat dari arah belakang motor.
Sontak saja Pak Joko menoleh ke belakang. Tidak tampak satu makhluk pun. Kosong. Gelap tak ada apa pun di sana. Masih kesal merasa dipermainkan, Pak Joko kembali mendorong motornya.
"Srek..srek...srek..."suara itu kembali terdengar dari arah yang sama. Belakang motor agak ke bawah.
Kali ini Pak Joko melihat ke arah bawah motornya. Tepatnya ke arah roda belakangnya. Siapa tahu ada yang berusaha menahannya di sana pikir Pak Joko.
"Ha..ha..ha..." Pak Joko tertawa lepas. Tawanya terdengar menggema di tengah ladang.
"Ha..ha.. ku kira kalian yang mengganggu motor ku, eh ternyata. Haduh... Maaf ya Mbah, maaf ...telah menantang kalian semua yang ada di sini."
Pak Joko kembali menuntun sepeda motornya dengan tenang menuju rumahnya yang masih berjarak dua kilonan. Ternyata bukan makhluk halus apa pun yang menyebabkan motor Pak Joko tidak mau melaju. Setelah melihat ke arah roda belakang motornya, Pak Joko baru sadar bahwa rantai rodanya lepas.
wkwkekwk, aku sudah xuriga dr awal nih, pasti cerita mb juni menjebak, hahaha
BalasHapuswkwkekwk, aku sudah xuriga dr awal nih, pasti cerita mb juni menjebak, hahaha
BalasHapusmungkin seharusnya pak Joko minta bantuan dikit biar bisa di dorong dari belakang walau tanpa rantai :D
BalasHapusHahahaha.. Udah agak2 merinding malah.. Ah sudahlah..
BalasHapusHeuheuuuu... Mb juni berhasil menipuu x_x
BalasHapuswkwkwkwkwkw
BalasHapusudah parno duluan
Mbak Juni mah, kiraaain pak Joko bakalan berkelahi sama makhluk halusnya :v
BalasHapusTakuttttttt 😈😈😈😈😈
BalasHapusHoror banget..😂😂😂
BalasHapus