Dunia tulis menulis memiliki banyak ragam atau jenis tulisan. Pengelompokan yang paling pokok adalah tulisan fiksi dan non fiksi. Masing-masing bagian tersebut memiliki beragam jenisnya.
Tulisan fiksi dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, pantun, syair, naskah drama, hingga novel. Sementara tulisan non fiksi dapat berupa artikel, essay, feature, opini, karya ilmiah populer, dan laporan ilmiah.
Pada dasarnya penulisan setiap jenis karya fiksi maupun non fiksi memiliki kesamaan. Ada tiga bagian pokok yang harus ada dalam sebuah tulisan. Yakni bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Apapun jenisnya ketiga hal tersebut menjadi syarat mutlak agar sebuah tulisan "layak" dibaca.
Tulisan non fiksi
Bagian pendahuluan dalam tulisan non fiksi, dapat berupa latar belakang permasalahan yang diangkat menjadi tulisan. Secara umum pada bagian pendahuluan disajikan awalan pokok permasalahan. Selanjutnya pada bagian isi, tulisan non fiksi harus memuat uraian permasalahan berikut penjelasannya. Penjelasan dapat berupa pemberian solusi, perincian masalah, dan sebagainya. Pada bagian penutup terdapat kesimpulan.
Tulisan-tulisan non fiksi memang lebih mengedepankan faktor keilmiahan. Terlebih lagi jika tulusan tersebut berupa karya ilmuah populer, atau justru laporan penelitian ilmiah itu sendiri. Sebuah tulisan dapat disebut sebagai laporan penelitian, jika memiliki karakter sebagai berikut:
1. Bersifat objektif
2. Memiliki konsep awal
3. Dapat diverifikasi
4. Penyajian data tidak bertele-tele
5. Bersifat empiris
6. Memiliki alasan yang logis
7. Conditional conclution
Tulisan non fiksi memang syarat dengan aturan dan seolah terikat dengan keilmiahan. Sedangkan tulusan fiksi cenderung lebih ringan. Namun sebetulnya, fiksi pun memiliki aturan yang harus ditepati. Sehingga tulisannya menjadi "enak untuk disantap".
Sebagaimana halya tulisan non fiksi, Tulisan fiksi pun jarus memuat tiga bagian pokok. Yakni pendahuluan, isi dan penutup. Penjelsan ini akan lebih mudah jika diterapkan dalam contoh pembuatan cerita pendek (cerpen).
Cerpen pada awalnya berisi pemaparan tokoh, latar, setting, dan sebagainya. Dilanjutkan konflik atau permasalahan klimaks. Konflik merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan. Jika sebuah cerpen tidak ada konflik atau klimaksnya, itu sama saja dengan tulusan non fiksi yang tidak ada isinya. Pada bagian akhir terdapat anti klimaks, yakni penyelesaian dari konflik yang ada sebemnya.
Bermanfaat sekali ..
BalasHapusTrims mbk Juni, selama ini kl belajar menulis cerpen saya msh acak adul 😆
Keknya aku belum bisa bikin 2 jenis tulisan itu dengan baik dan bemar.. huhuhu
BalasHapuspodooo mb sas
BalasHapuspodooo mb sas
BalasHapusIdem
BalasHapus