3 Maret 2016

Bokong Truk

Sebuah inspirasi dapat datang tanpa terduga dimana dan kapan saja. Saat di jalan sambil naik motor pun bisa jadi muncul sebuah inspirasi. Ada banyak hal yang dapat diamati di sepanjang jalan, apalagi jika sepanjang 50 km dalam satu kali jalan. Mulai dari menghitung banyaknya motor, sampai menghitung berapa kilo asap motornya. 


Sepanjang jalan bukan tak mungkin untuk bertemu atau pun berada di belakang sebuah truk. Hal yang paling menarik dari sebuah truk bukan pada bentuk bodinya yang gagah, warna catnya yang ngejreng, atau sopirnya yang ganteng. Tapi menariknya sebuah truk, terutama truk angkutan material golongan C (pasir, batu, ketikil, dan sebagainya) lebih terletak pada bokongnya. 

Bermacam-macam aroma ada di bokong truk. Mulai dari aroma romantis., aroma ekonomi sampai aroma yang ngajak perang. sebagai contohnya aroma romantis,"cintaku setebal bokongku - pergi dicari pulang diomeli- pengin telpon, wedi karo bojomu - cintaku seberat muatanku". Ada pula bokong truk yang beraroma ekonomi, seperti "dikejar setoran - awas masih barang kontrakan - rasah meri udu bondone moro tuo (tak perlu iri bukan hartanya mertua) - wira-wiri worow (bolak balik woro-woro adalah nama sungai di wilayah klaten bagian barat, di sepanjang alirannya banyak penambang pasir yang kemudian diangkut dengan truk.

Terlepas dari kebenaran coretan dari kenyataannya, yang pasti coretan-coretan di bokong truk adalah hiburan tersendiri bagi pengendara-pengendara dan pemakai jalan lain di belakang truk tersebut. 

4 komentar: