26 Maret 2016

Sahabat dari Masa ke Masa

Kali ini kepikiran tentang kalian. Kalian yang pernah ada di sampingku. Menjalani sebuah fase kehidupan bersama. Tertawa, bercanda, berbagi kisah bersama. Kalian sahabat-sahabatku yang tak kan pernah hilang dari ingatan.

Sahabat karibku semasa Sekolah Dasar yang kini telah sama-sama memiliki keluarga. Serasa baru kemarin kita bareng-bareng duduk di kelas yang sama. Mendengarkan pelajaran dari guru. Salah satu guru yang tak kau sukai adalah guru kelas lima kita, yang menurutmu terlalu galak. Kau yang selalu menangis sambil menjerit-jerit saat ada salah satu teman yang usil melemparkan cicak padamu. Kau begitu takutnya dengan hewan kecil yang satu ini. Bahkan saat pertama kali ku tahu soal ini, aku pun mentertawakanmu.

Hingga kini saat usia kita sama-sama menginjak kepala tiga, ketakutanmu akan cicak belum juga hilang. Segala kesibukan dunia menjadikan kita jarang sekali berjumpa untuk sekedar bertukar kabar. Kau yang kini bertugas sebagai perawat di Kota Kebumen, mengikuti suamimu. Aku tetap berada disini, di desa tempat kita bermain bersama sewaktu kecil dulu.

Berikutnya, Aku pun teringat dengan sahabat ku lainnya. Saat menginjak usia remaja. Masa remaja, masa pencarian jati diri. Kita tumbuh bersama, dalam lingkungan yang sama, bahkan hobi kita pun sama yakni membaca buku. Bapakmu yang bekerja di perpustakaan Kota Jogja, membuatmu leluasa untuk meminjam buku setiap saat. Sebagai imbasnya, aku pun ikut membacanya pula. Selain itu, salah satu kakakmu pun memiliki kesukaan mengoleksi buku. Jadilah aku sebagai peminjam setia. Rumahmu yang tak jauh, membuat kita bisa setiap saat bertemu. Bahkan, saat aku punya masalah yang sedikit berat, aku pun memilih untuk menginap di rumahmu. Berbagi cerita denganmu.

Setelah menikah, ternyata kita pun sama-sama hanya berpindah RT. Hal ini membuat kita tetap sering bertemu. Hanya saja, setelah kita sama-sama memiliki keluarga, kesibukan tetap mengalahkan keinginan untuk sekedar main ke rumahmu. Jika dulu aku yang lebih sering meminjam buku darimu, Kali ini kebalikannya, kau lah yang sering ke rumahku untuk meminjam koledi buku ku.

Selanjutnya, aku pun teringat dua  sahabatku saat menjadi mahasiswa. Sahabat yang sering sekali kurepoti. Sahabat yang tak pernah perhitungan. Walaupun komputernya kupakai untuk menyusun skripsi. Satunya lagi sahabat yang tak pernah mengeluh saat aku bercerita panjang lebar. Kalian sahabatku yang sering memanggilku dengan sebutan "Mami", padahal aku termasuk yang memiliki usia paling muda.

Setelah kuliah usai, kalian pun kembali ke domisili masing-masing. Aku sempat kehilangan kontak dengan kalian berdua. Satu dapat kembali terhubung. Terakhir ku dengar baru saja menyelesaikan pendidikan magisternya. Tapi sahabatku yang satunya lagi, selepas wisuda hingga kini seperti hilang di telan bumi. Tak ada kontak yang bisa dihubungi. Beberapa teman sekelas pun saling bertanya tentangmu. Tak ada satu pun yang tahu. Entah berada dimana kau berada kini, aku tak tahu.

Sahabat terakhir yang ingin kuceritakan adalah sahabatku yang kutemukan dalam tiga tahun terakhir ini. Sama-sama bekerja sebagai guru PAI di Kabupaten Klaten, namun berbeda kecamatan. Kita bertemu pertama kali dalam sebuah acara diklat. Secara tak sengaja kita berada dalam satu kelompok. Saat bertemu pertama kalinya, dalam pandanganku kau seperti orang yang super cuek dengan segala hal. Lima hari bersamamu dalam acara itu, membuatku lebih mengenal sosokmu. Pertemanan kita pun berlanjut lewat sms, telfon, maupun sosial media.

Beberapa kali kita pun bertemu dalam berbagai acara. Saat Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) walaupun tidak satu kelas, beberapa kali saat ada event lomba tingkat kabupaten, dan beberapa kali saat mengurusi berbagai macam berkas untuk pencairan tunjangan profesi guru. Kita pun sering berbagi cerita lewat sosial media. Walaupun intensitas pertemuan secara nyata memang tidak bisa rutin.

Inilah beberapa kisah tentang sahabat-sahabatku dari masa ke masa. Mereka semua tetap ada di hatiku sampai kapan pun. Merekalah yang telah ikut serta mewarnai hari-hariku. Walaupun terpisah jarak dan waktu, tetap akan kuingat.

6 komentar:

  1. jd inget..ak dulu sd jail banget..lemparin cicak

    BalasHapus
  2. jd inget..ak dulu sd jail banget..lemparin cicak

    BalasHapus
  3. Sahabat..jadi inget sahabat Dari waktu kewaktu juga

    BalasHapus
  4. Aku kalo sahabatan, aku yang bagian suka diisengin. Hahahhaha

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Sahabatku cuma satu. Sekarang dia sibuk kerja. Nggak pernah kontakan lagi. Padahal rindu :(

    BalasHapus